Jumat, 06 November 2015

Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)



Pengamatan Pembelahan Mitosis pada Sel
Ujung Akar Bawang Merah (Allium cepa L.)
Abstrak
            Sel sebagai unit fungsional kehidupan perlu untuk bereproduksi. Untuk memenuhi hal tersebut maka sel melakukan pembelahan. Pembelahan sel dibagi menjadi pembelahan secara mitosis dan meiosis.Proses mitosis menghasilkan dua sel anak dengan komposisi genetik yang sama dengan induk sedangkan proses meiosis menghasilkan empat sel anak dengan komposisi genetik yang berbeda/variasi dengan induk. Proses mitosis terjadi pada sel somatik sedangkan proses meiosis pada sel gonad/kelamin. Pada praktikum digunakan ujung akar tumbuhan bawang (Allium cepa L.) yang diamati tahapan pembelahan sel-sel nya. Jenis pembelahan yang akan diamati berupa pembelahan mitosis karena pembelahan dilakukan pada sel-sel tubuh yang terdapat pada jaringan meristematik seperti pada ujung akar bawang tersebut. Preparat ujung akar bawang diberi HCl untuk melunakkan dinding sel sehingga mudah untuk dipejet (squash).Untuk pewarnaan digunakan pewarna asetocarmin agar terlihat perbedaan antara benang-benang kromatin/penyerap warna dan sitoplasma sel. Preparat yang telah jadi diamati dengan mikroskop cahaya dengan perbesaran tertentu agar didapatkan hasil yang jelas.Tahap pembelahan pada mitosis terdiri dari profase, metafase, anafase dan telofase.Tiap tahapan memiliki perbedaan berdasarkan posisi kromosom selama pembelahan. Pada proses mitosis tidak terjadi proses pindah silang (crossing over) seperti yang terjadi pada proses meiosis sehingga gen yang diturunkan oleh sel induk identik dengan gen pada sel anak.
Kata kunci: Anafase, Meiosis, Metafase, Mitosis, Profase, Sel gonad, Sel somatik, Telofase, Ujung akar bawang (Allium cepa L.)
1.      Pendahuluan
            Pertumbuhan dan perkembangan setiap organisme tergantung dari perbanyakan (reproduksi atau pembelahan) sel-sel penyusunnya.Sel sebagai unit fungsional dan struktural mempunyai tanggung jawab dalam proses tersebut.Setiap kali pembelahan akan diikuti dengan pembagian organel-organel dan kromosom dari sel induk (Sastrosumarjo,2006).
Organisme pada umumnya mengenal 3 macam reproduksi sel yaitu amitosis, mitosis dan meiosis.Pembelahan secara amitosis hanya terjadi pada organisme prokariotik dan uniseluler seperti Amoeba, bakteri dan ganggang. Pada pembelahan tersebut tidak tampak adanya kromosom (Pratiwi,2003).Pembelahan sel secara Mitosis dan Meiosis pada umumnya berlangsung pada organisme eukariotik dan multiseluler yang meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian sitoplasma (sitokinesis).Setiap kali pembelahan memiliki tahapan-tahapan yang didasarkan  pada perubahan letak kromosom selama berlangsungnya proses pembelahan. Setiap tahap pembelahan mempunyai ciri-ciri tertentu yang dapat diamati proses-prosesnya melalui teknik atau perlakuan tertentu yang diberikan pada kromosom tersebut (Jai,2011).
Mitosis yaitu pembelahan sel induk menjadi sel-sel anak yang mempunyai kariotipe kromosom yang identik dengan kariotipe kromosomal sel induknya. Pada dasarnya pembelahan ini terjadi duplikasi kromosom longitudinal dan dibagikan ke sel anak. Proses pembelahan ini terjadi melalui beberapa fase yaitu Profase yang ditandai dengan pemendekan benang-benang kromatin menjadi kromosom. Sentriol membelah menjadi dua dan masing-masing bergerak bersama mikrotubul menuju kutub masing-masing. Metafase ditandai dengan hilangnya membran inti (nukleus) dan anak inti (nukleolus). Kromosom-kromosom berpindah kebidang equator sel tersebut, dimana masing-masing kromosom membelah diri secara longitudinal untuk membentuk dua kromatid. Anafase ditandai dengan saling memisahnya kromatid anak dan berpindah ke kutub-kutub sel yang berhadapan, mengikuti arah kumparan mikrotubulus yang ditaik oleh sentromer. Telofase ditandai dengan berpisahnya sel anak dengan sel induk, inti sel dan membran inti mulai muncul kembali yang diikuti dengan sitokinesis. Interfase, yaitu fase sintesis zat-zat, pengumpulan energi, dan replikasi kromatin (Shelby). Mitosis berfungsi dalam mempertahankan kromosom sel dimana kromosom anak identik dengan kromosom induk dengan jumlah sel anak berjumlah dua, pembentukan jaringan baru, perbaikan sel-sel yang rusak.
Meiosis dilakukan untuk untuk membagi dua jumlah kromosom dalam gamet, mengkompensasi penggandaan yang terjadi pada fertilisasi (Campbell,2004). Pembelahan meiosis dilakukan sebanyak dua kali secara berurutan yang disebut meiosis I dan meiosis II. Pembelahan ini menghasilkan 4 sel anak dan masing-masing hanya mempunyai setengah dari jumlah kromosom induknya (Campbell,2004). Secara umum, tahapan pembelahan meiosis hampir sama dengan mitosis. Pada profase I terjadi proses pindah silang (crossing over) pada tetrad (kompleks empat kromatid). Proses ini merupakan ciri khas dari meiosis. Tahap profase I memakan lebih dari 90% waktu untuk meiosis (Campbell,2004). Pada tahap proses Profase II tidak terjadi lagi proses pindah silang tetapi sel akan membelah seperti mitosis yang diakhiri dengan proses Sitokinesis (Campbell,2004).Peristiwa meiosis dapat ditemui pada pembentukan sel-sel kelamin/gonad.
2.      ALAT dan Bahan
A. Alat
·         Cawan petri
·         Pemotong atau cutter 
·         Penjepit/pinset
·         Api bunsen
·         Mikroskop
·         Kaca obyek dan gelas penutup
·         Kertas penutup/kertas buram
·         Pipet
·         Jarum 
B.  Bahan
·         Akar bawang merah (tumbuh dalam air dan pasir)
·         Larutan 8-Hydroxychnolin 0,002 M
·         Larutan maserasin (HCl + asam asetat = 3 : 1)
·         Aseto orcein/ aceto carmin
·         CH3COOH 45%
3.      Langkah Kerja
a.       Umbi bawang merah dikecambahkan di air sampai tumbuh akar.
b.      Akar bawang merah dicuci sampai bersih.
c.       Ujung akar bawang merah dipotong dan dimasukkan ke dalam larutan 0,002
d.      M 8-Hydroxychincolin dan disimpan pada ruangan gelap dengan suhu 200 C selama 1 jam.
e.        Dilakukan fiksasi pada ujung akar bawang merah dengan menggunakan larutan 45% asam asetat selama 10 menit dan kemudian dimaserasi dalam  larutan maserasi HCl + asam asetat (3:1) pada suhu 600C kurang lebih 2-3  menit.
f.       Diambil 1 cm bagian ujung akar bawang merah dengan menggunakan jarum besi. Bahan diletakan di atas gelas preparat dan dihancurkan dengan ujung jarum dengan hati-hati (Squashing),  kemudian ditetesi dengan aseto orcein/aseto carmin (larutan staining).
g.      Ditutup dengan gelas penutup (cover glass). Diusahakan agar tidak ada udara  yang masuk, untuk menghindari timbulnya gelembung-gelembung udara.
h.      Selanjutnya dilewatkan di atas nyala api Bunsen.
i.        Diamati preparat di bawah mikroskop
·         Fase-fase yang terdapat pada preparat digambar.
·          Dicatat pembesaran yang digunakan
·         Dicari dan diamati fase-fase mitosis pada preparat yang dibuat, kemudian
·         masing-masing fase tersebut digambar
4.      Hasil Pengamatan
Hasil pengamatan yang diperoleh dari pembuatan preparat akar bawang  merah (Allium ascalonicum) memperlihatkan kumpulan beberapa sel yang  menunjukan aktivitas yang berbeda-beda.  Dari gambar kumpulan sel yang ditemukan, beberapa aktivitas pembelahan sel yang terlihat adalah:
Gambar
Keterangan
(Anonim.2010)
Profase
Nama preparat : ujung akar bawang
Merah (Allium cepa L.)
Perbesaran             : 40 x 10
Jumlah kromosom : 16 buah
Keterangan            :
Dinding sel  Benang kromatid menebal
(Anonim.2010)
Metafase
Nama preparat : ujung akar bawang
Merah (Allium cepa L.)
Perbesaran             : 40 x 10
Jumlah kromosom : 16 buah
Keterangan            :
 Sentromer, Kromosom bidang ekuator
  Dinding Sel
(Anonim.2013)
Anafase
Nama preparat : ujung akar bawang
Merah (Allium cepa L.)
Perbesaran             : 40 x 10
Jumlah kromosom : 16 buah
Keterangan            :
 kromosom   Dinding Sel
(Anonim.2010)
Telofase
Nama preparat : ujung akar bawang
Merah (Allium cepa L.)
Perbesaran             : 40 x 10
Jumlah kromosom : 16 buah
Keterangan            :
 Dinding Sel Bidang/sekat pembelahan
  kromosom

5.      Pembahasan
Setiap sel penyusun suatu makhluk hidup berasal dari sel sebelumnya.  Tubuh makhluk hidup dapat menjadi besar karena ada penambahan jumlah sel  didalam tubuhnya.  Penambahan jumlah sel tersebut berasal dari hasil reproduksi  sel.  Sel baru tersebut terbentuk dengan diawali oleh pembelahan inti lebih dahulu yang dapat dilihat dari perubahan kedudukan kromosomnya.  Ditinjau dari jumlah  kromosom pada sel baru, dibedakan dua tipe pembelahan sel,  yaitu mitosis dan meiosis. Sel sebagai unit fungsional kehidupan memiliki kemampuan memperbanyak diri (reproduksi); reproduksi sel berlangsung melalui pembelahan.  Pembelahan sel pada organisme eukariotik meliputi pembagian inti sel (kariokinesis) dan pembagian plasma sel (sitokinesis) melalui tahapan pembelahan sel. Tahapan pembelahan didasarkan pada perubahan letak (tingkah laku) kromosom selama pembelahan berlangsung. (Pratiwi, 2004).
Praktikum  kali ini  dilakukan pengamatan terhadap pembelahan mitosis  yang terjadi  pada ujung akar bawang merah.  Alasan penggunaan akar pada praktikum kali ini adalah antara lain karena akar merupakan salah satu jaringan  yang tersusun oleh sel-sel somatik, khusus pada ujung akar bersifat meristematik.
Mitosis merupakan pembelahan sel yang umumnya terjadi pada sel-sel yang hidup  terutama sel-sel yang sedang tumbuh, dan sel-sel ini umunya terdapat pada ujung akar dan ujung batang tumbuhan  (Ali, 2007).  Bawang  merah memiliki jumlah  kromosom 16 sehingga mudah dihitung, ukuran kromosom besar sehingga mudah  diamati, telah diketahui rentang waktu mitosisnya  (Listiawan, 2009),  suatu hasil    penelitian  menunjukkan   bahwa   rentang  waktu  mitosis   bawang  merah  berlangsung  antara pukul  08.00-09.00 WIB dan  tahap prometafase  banyak   ditemukan pukul 08.15 WIB  (Swastika, 2009). Hal inilah yang melatarbelakangi  digunakannya akar bawang merah pada praktikum pembelahan mitosis ini. Sebelum diamati, akar bawang merah dimasukkan ke dalam larutan  0,002 M 8-Hydroxychinolin dan disimpan pada tempat gelap. Tujuan pemberian  8-Hydroxychinolin adalah untuk meluruhkan organel sel. Selain itu juga karena  sifatnya yang sangat peka terhadap cahaya (akan rusak jika terkena cahaya). 
Proses selanjutnya yaitu dilakukan  fiksasi  akar bawang  dengan asam  asetat yang bertujuan menghentikan aktifitas pembelahan sel tersebut (melarutkan  tudung akar). Setelah itu dimaserasi dengan menggunakan canpuran asam klorida 1N dengan asam asetat 45% (perbandingan 3:1) yang bertujuan untuk melunakkan jaringan. Selanjutnya dilakukan perwarnaan dengan arseno orcein  agar mudah dalam pengamatan.  Pemberian  aceto carmin/aceno orcein  adalah  sebagai  pewarna, untuk memberi pigmen kepada sel-sel akar bawang sehingga  mudah untuk diamati. Tidak cukup dengan itu agar penyerapan warna lebih cepat  maka perlu ditambahkan FeCl2, yang pada praktikum kemarin didapatkan dengan mencacah akar bawang merang dengan menggunakan jarum berkarat.(Ali, 2007)
Sel akar bawang merah yang baru terbentuk berisi 16 kromosom yang 8  diantaranya disumbangkan oleh bapak tumbuhan bawang, yaitu tumbuhan yang menyediakan gamet jantan. Kromosom ini sering dinamai kromosom paternal. Sisanya yang 8 lagi disebut kromosom maternal (Kimball,  1987). Berbagai  kejadian yang terdapat selama mitosis dibagi ke dalam empat fase yang berurutan  yaitu profase, metafase, anafase dan telofase.  Masa diantara pembelahan-pembelahan disebut interfase.

Daftar Pustaka
Campbell, Neil A.,Reece, Mitchell.2004.BIOLOGI Edisi Kelima Jilid IJakarta:Erlangga.
Jai.2011. Analisis  Mitosis pada Ujung Akar Bawang Merah Bawang Bombai dan Aglonema. Bogor:IPB Press.
Sastrosumarjo, S.2006.Panduan Laboratorium.Bogor:IPB Press
Diakses tanggal tanggal 18 Mei 2015
 Diakses tanggal tanggal 18 Mei 2015


Tidak ada komentar:

Posting Komentar