FITOREMEDIASI: AKUMULASI DAN DISTRIBUSI LOGAM BERAT
NIKEL, CADMIUM DAN CHROMIUM DALAM TANAMAN Ipomea reptana
1.
Latar
belakang
Penelitian ini di dasarkan oleh perkembangan teknologi dan industri
tidak jarang memberi damapk negatif berupa limbah yang dihasilkan baik limbah
padat, cair dan gas. Limbah industri merupakan toksikan yang berbahaya terutama
yang mengandung logam berat. Masuknya polutan logam berat ke lingkungan (tanah,
air dan udara) menjadi perhatian serius karena berpotensi memiliki sifat toksik
pada organisme baik tanaman, hewan maupun manusia. Usaha untuk memperbaiki dan
memulihkan tanah yang tercemar logam berat perlu diupayakan agar tanah tersebut
dapat digunakan kembali dengan aman. Namun Beberapa upaya yang telah dilakukan
untuk mengatasi pencemaran lingkungan oleh logam berat seperti metode
kimia-fisika seperti proses pemisahan ion logam berat dengan resin penukar ion atau
karbon aktif, dll masih mahal dan kurang di rasa kurang efektif. Sehigga Alternatif
lain yang dapat digunakan untuk mengurangi atau memulihkan polutan logam berat
yaitu dengan menggunakan tanaman tertentu yang dapat menyerap dan mengakumulasi
logam berat dengan konsentrasi tinggi, yang dikenal dengan fitoremediasi.
Sehingga penelitian ini di lakukan untuk menguji apakah Ipomea reptana mampu
menjadi tanaman yang mampu mengakumulasikan logam berat. Sehingga hasil penelitian
diharapkan dapat memberikan kontribusi sebagi solusi dan informasi dalam rangka
identifikasi dan klasifikasi tanaman hiperakumulator logam Ni, Cr dan Cd.
2.
Tujuan
Untuk menguji kemungkinan penggunaan Ipomea reptana sebagai
fitoakumulator dan hiperkumulator untuk meremediasi tanah tercemar logam berat
Ni, Cr, dan Cd serta pengaruhnya terhadap kangkung darat.
3.
Hasil
Penelitian
Akumulasi (efektifitas penyerapan)
logam Ni, Cr, dan Cd yang di lakukan oleh tanaman kangkung darat (Ipomoea
reptana) menyebabkan penurunan konsentrasi logam berat yang terdapat dalam
tanah.Artinya dapat di ketahui bahwa
ternyata Ipomea reptana ternyata mampu menyerap logam berat dalam tanah,
sehingga kandungan logam berat dalam tanah tersebut berkurang akibat adanya
aktivitas penyerapan tersebut Dalam
Penelitian ini tanah yang terkontaminasi tersebut terlebih dahulu di tentukan uji
konsentrasi logam yang di harapkan. sehingga peneliti dapat mengetahui berapa
daya serap logam yang di lakukan tumbuhan tersebut.
Berdasarkan hasil pengamatan dalam
bentuk table di atas dapat di ketahui bahwa ternyata pada minggu ke empat
menunjukan efektifitas penyerapan paling tinggi yang di lakukan oleh kangkung untuk masing-masing logam.
jumlah masing-masing logam Ni, Cr, dan Cd adalah 542,45 mg/kg, 133,155 mg/kg
dan 125,601 mg/kg. Namun minggu ke lima mengalami penurunan penyerapan logam tersebut. Terjadinya
penurunan penyerapan logam tersebut pertumbuhan,hal ini di sebabkan karena tumbuhan mempunyai batas toleran sampai
jumlah konsentrasi logam tertentu, sampai
dengan tidak mengganggu
pertumbuhannya. karena semakin besar
logam berat yang terkandung dapat
mengurangi kemampuan detoksifikasi sehingga tanaman mengalami gangguan pertumbuhan. Dalam hal ini
kangkung darat, mengalami gejala toksik, yaitu gejala seperti daun menguning. karena logam Cr dan Cd bersifat
toksik di bandingkan Ni maka dapat di ketahui bahwa logam tersebut cenderung menghambat proses
penyerapan unsure-unsur hara yang di butuhkan tanaman seperti Mg dan Fe yang
merupakan zat hijau daun jika zat daun
yang di butuhkan terhambat maka daun
menjadi menguning.
Berdasarkan pengamatan pada gambar
diatas yang menunjukkan bahwa jumlah konsentrasi logam Ni, Cr dan Cr yang
diakumulasi oleh tanaman Ipomea reptana pada berbagai tingkat variasi
konsentrasi awal logam di dalam tanah. Variasi konsentrasi awal logam Cr dan Cd
di dalam tanah yaitu 10, 20, 30, 40 dan 50 ppm Sedangkan konsentrasi awal Ni di
yang digunakan di dalam tanah yaitu 25, 30, 50 dan 100 ppm..
Gambar 2, menunjukkan jumlah konsentrasi masing-masing logam Ni, Cr
dan Cd yang terakumulasi ke dalam tanaman Ipomea reptana mengalami
kenaikan seiring meningkatnya konsentrasi logam di dalam tanah. Konsentrasi
maksimum logam berat Ni, Cd dan Cr yang terakumulasi berdasarkan variasi
konsentrasi awal substrat logam yaitu 699.86 mg/Kg pada konsentrasi substrat Ni
100 ppm, 125.601 mg/Kg dan 136.792 mg/Kg masing-masing pada konsentrasi
substrat Cd dan Cr 50 ppm. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat dinyatakan
bahwa, jumlah konsentrasi substrat logam Ni, Cd dan Cr di dalam tanah
berbanding lurus dengan jumlah akumulasi atau efektifitas penyerapan logam oleh
Ipomea reptana.
Ipomea reptana menunjukkan
kemampuan akumulasi logam Ni, Cd dan Cr yang cukup tinggi dan dapat
dikategorikan sebagai fitoakumulator logam, fitokomulator adalah tanaman yang
mempunyai kemampuan menyerap logam dan mineral yang tinggi yaitu Ni, Cd dan Cr. hal ini didasarkan pada
kemampuan tanaman Ipomea reptana menyerap dan mengakumulasi logam Cr dan Cd
lebih dari 100 mg/Kg berat kering biomassa.artinya jika kangkung mempunyai
berat kering 1 kg maka kangkung dapat menyerap 100 mg logam tersebut.
Dalam hal ini untuk Penentuan tanaman sebagai hiperakumulator yaitu
tanaman yang dapat mengakumulasi konsentrasi logam berat yang demikian tinggi.
Logam berat ditentukan dengan membandingkan antara konsentrasi
logam berat pada daun tanaman dengan akar tanaman yang dikenal dengan faktor
translokasi (Ghosh dan Singh, 2005). Hasil perhitungan faktor trabslokasi logam
Ni, Cd dan Cr oleh Ipomea reptana, disajikan pada gambar 3.
Berdasarkan
hasil penelitian nilai faktor translokasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd
mengalami penurunan seiring bertambahnya konsentrasi logam berat di dalam tanah.
Nilai faktor translokasi tertinggi pada masing-masing logam yaitu 1.6 pada
konsentrasi awal substrat Ni di dalam tanah 25 ppm; 0.41 pada konsentrasi
subsrat Cr 10 ppm di dalam tanah; 0.2 pada konsentrasi substrat Cd 10.
Nilai tinggi translokasi pada substrar Ni pada konsentrasi
bertindak sebagai nutrien mineral dalam pertumbuhan Ipomea reptana. Namun sebaliknya
logam Cr dan Cd belum dapat diketahui
fungsi biologis terhadap pertumbuhan Ipomea reptana.
Distribusi konsentrasi masing-masing logam Ni, Cr dan Cd pada
masing-masing organ tanaman Ipomea reptana disajikan pada gambar 4
Gambar 4, menunjukkan hasil penelitian akumulasi masing-masing logam
Ni, Cr dan Cd oleh Ipomea reptana secara umum terkonsnetrasi lebih besar pada
organ akar dibandingkan bagian organ batang dan daun. Hal ini disebabkan karena
akar merupakan organ akar tanaman yan berinteraksi langsung dengan logam berat
yang terdapat dalam tanah. Khusus logam Ni pada konsentrasi rendah 25 dan 30
ppm jumlah konsentrasi pada organ daun lebih besar dibandingkan akar. Namun
secara umum konsentrasi logam berat akar
lebih besar dari batang, dan batang lebih besar dari daun tanaman Ipomea reptana.
4.
Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahsan
hasil peneitian di atas maka dapat di simpulkan bahwa:
-
Tumbuhan
Ipomea reptana mampu melakukan
penyerapan logam berat seperti Cr,Cd dan Ni, selain itu dalam penelitan lain
ternyata tumbuhan ini juga dapat melakukan akumulasi (efektifitas penyerapan) logam
berat lain seperti timbal Pb, Cu dll
-
Tumbuhan
Ipomea reptana dalam penelitian ini mengalami peningkatan akumulasi pada
minggu ke empat, namun pada minggu ke lima tumbuhan mengalami gejala toksik
karena tumbuhan juga memiliki batas toleransi yang tidak menganggu
pertumbuhannya.
-
Ipomea
reptana secara umum terkonsnetrasi lebih
besar pada organ akar dibandingkan bagian organ batang dan daun. Hal ini
disebabkan karena akar merupakan organ akar tanaman yan berinteraksi langsung
dengan logam berat yang terdapat dalam tanah.